Hari ini adalah hari Ketiga berada dihutan resapan didaerah Kelurahan Lipatkain Kecamatan Kampar kiri ini. hari pertama dan kedua berjalan dengan baik, hari pertama tidak dapat apa2, hari kedua disambut dengan kepakan burung rangkong dan hinggap tidak jauh dari aku, selain itu satu kelompok ungko juga berada tidak jauh dari tempat aku duduk dan terus bersuara. hari kedua ini amat komplit penyambutan mereka dan interaksiku dibawah mereka tidak dihiraukan.
hari ketiga aku kembali disambut oleh nyanyian ungko, mulai dari yang dekat hingga jauh dan burung rangkong juga tidak mau ketinggalan untuk melihatku ditempat yang sama walau sebentar. pengamatan bermula dari pukul 06.00 Wib hingga pukul 11.00 Wib, dalam rentang waktu ini ku manfaatkan buat mengamati dan merekam suara2 ungko baik yang jauh maupun yang dekat. pengamatan terus ku lakukan baik itu tingkah laku maupun jenis makanan yang dimakan oleh ungko tersebut. pengamatan beradasarkan suara berakhir pada pukul 09.00 Wib disaat sinar matahari merangsek kedasar hutan. aktivitas berubah drastis dari terikan menjadi sunyi tanpa gerakan dan dahan yang bergemeretak akibat lompatan. dari pukul 09.10 Wib aku mencoba mengamati ungko lain disepanjang sungai yang berair jernih dan mencoba mendata satu persatu kelompok yang kutemukan, namun kelompok yang kutemukan tidak banyak hanya 2 kelompok saja dan dua kelompok ini saja yang bisa aku amati gerak geriknya diatas pohon yang sedang berbuah.
setelah mengamati dua kelompok ungko yang berjumlah enam ekor (setiap kelompok ada yang empat ekor dan dua ekor), aku melanjutkan perjalanan di sepanjang sungai untuk mencoba melihat kehulu lagi dan apakah ada air terjunnya atau hanya gemuruh air yang terkena batu. aku terus menyusuri sungai dan berbelok pada anak sungai kecil yang berair jernih dan deras. perjalan terus ku lanjutkan sungai yang berbatu padas membuat telapak kakiku sedikit ngilu dan keram, daun panda yang berada didasar sungai membuat kaki dan tangan ikut tergores. namun semua itu tidak kuhiraukan dan aku terus menyusuri sungai kecil ini dan mencoba berharap menemukan satu kelompok ungko lagi. Namun perjalananku disungai kecil ini tidak membuahkan hasil namu sedikit terobati aku menemukan gerombolan kokah yang sedah bersenda gurau di atas pohon besar dipinggir sungai kecil ini.
setelah puas menikmati atrasi sang koka, aku kembali menyusuri sungai dan mencoba menaiki pinggiran sungai untuk keatas bukit yang terjal. aku terus menaiki bukit dan sesekali berhenti untuk menarik nafas dan minum, setelah itu terus menaiki bukit hingga sampai di bagian yang penuh dengan rotan. Disana sambutan dari ratusan tawon datang, aku di cium oleh ratusan lebah dan aku hanya diam sambil menutup mukaku dengan scraf yang berada dikepala dan terdiam seraya berkata " Aduuuh..kenapa kok banyak banget yang menciumi gua..... asalh jangan menyengat nga masalah ", namun disaat aku mengatakan jangan menyengat satu ekor tawon menancapkan ekor bisanya ketanganku dan yang lain juga mencoba mengikuti. Disaat begini jalan satu-satunya aku memilih kabur dari tempat ini. dan mereka terus menyerangku walhasil tangan ku mendapat tiga sengatan dan kepala mendapat dua puluh sengatan dan akupun terduduk lunglai di bawah kayu besar dipinggir bukit yang terjal itu. seraya berucap kepada seekor tawon yang masih menempel diselah jamtanganku " nah kan tadi sudah aku bilang jangan menyengat namun kalian masih aja menyengat dan aku juga bilang aku nga mengganggu kalian, tapi dua puluh tiga ekor dari kalian tetap aja menyerangku, jadi empat dari kalian mati dan ini kamu sendiri memilih matikan.... ujarku bisacara pada sang tawon yang berada dijariku "
dn aku kembali meneruskan perjalananku hingga keatas bukit yang ternyata sudah gundul akibat perambahan untuk dijadikan kebun karet dan kelapa sawit. aku terduduk melihat ini, sejauh mata memandang hanya hamparan pohon kayu yang bergelimpangan dan mulai menyeruak tumbuhan muda keluar dari kayu-kayu kering, dan aku hanya bisa berujar "ampun dah, seterjal ini mau ditanami apaan dan mau diapakan setelah ditebang begini, apakah seperti hutan yang lain setelah ditebang dan ditinggalkan begitu saja..... nga masuk akal manusia2 ini"
aku kembali meneruskan perjalan menuju sepeda motorku yang berjarak lima kilo dari posisiku saat itu. dan sesampainya aku disepeda motor ku hidupkan dan aku kembali keperkampungan dengan perasaan berkecamuk. Dan kenangan di hari ketiga ini disambut oleh ciuman manis dari ratusan tawon hutan.
hari ketiga aku kembali disambut oleh nyanyian ungko, mulai dari yang dekat hingga jauh dan burung rangkong juga tidak mau ketinggalan untuk melihatku ditempat yang sama walau sebentar. pengamatan bermula dari pukul 06.00 Wib hingga pukul 11.00 Wib, dalam rentang waktu ini ku manfaatkan buat mengamati dan merekam suara2 ungko baik yang jauh maupun yang dekat. pengamatan terus ku lakukan baik itu tingkah laku maupun jenis makanan yang dimakan oleh ungko tersebut. pengamatan beradasarkan suara berakhir pada pukul 09.00 Wib disaat sinar matahari merangsek kedasar hutan. aktivitas berubah drastis dari terikan menjadi sunyi tanpa gerakan dan dahan yang bergemeretak akibat lompatan. dari pukul 09.10 Wib aku mencoba mengamati ungko lain disepanjang sungai yang berair jernih dan mencoba mendata satu persatu kelompok yang kutemukan, namun kelompok yang kutemukan tidak banyak hanya 2 kelompok saja dan dua kelompok ini saja yang bisa aku amati gerak geriknya diatas pohon yang sedang berbuah.
setelah mengamati dua kelompok ungko yang berjumlah enam ekor (setiap kelompok ada yang empat ekor dan dua ekor), aku melanjutkan perjalanan di sepanjang sungai untuk mencoba melihat kehulu lagi dan apakah ada air terjunnya atau hanya gemuruh air yang terkena batu. aku terus menyusuri sungai dan berbelok pada anak sungai kecil yang berair jernih dan deras. perjalan terus ku lanjutkan sungai yang berbatu padas membuat telapak kakiku sedikit ngilu dan keram, daun panda yang berada didasar sungai membuat kaki dan tangan ikut tergores. namun semua itu tidak kuhiraukan dan aku terus menyusuri sungai kecil ini dan mencoba berharap menemukan satu kelompok ungko lagi. Namun perjalananku disungai kecil ini tidak membuahkan hasil namu sedikit terobati aku menemukan gerombolan kokah yang sedah bersenda gurau di atas pohon besar dipinggir sungai kecil ini.
setelah puas menikmati atrasi sang koka, aku kembali menyusuri sungai dan mencoba menaiki pinggiran sungai untuk keatas bukit yang terjal. aku terus menaiki bukit dan sesekali berhenti untuk menarik nafas dan minum, setelah itu terus menaiki bukit hingga sampai di bagian yang penuh dengan rotan. Disana sambutan dari ratusan tawon datang, aku di cium oleh ratusan lebah dan aku hanya diam sambil menutup mukaku dengan scraf yang berada dikepala dan terdiam seraya berkata " Aduuuh..kenapa kok banyak banget yang menciumi gua..... asalh jangan menyengat nga masalah ", namun disaat aku mengatakan jangan menyengat satu ekor tawon menancapkan ekor bisanya ketanganku dan yang lain juga mencoba mengikuti. Disaat begini jalan satu-satunya aku memilih kabur dari tempat ini. dan mereka terus menyerangku walhasil tangan ku mendapat tiga sengatan dan kepala mendapat dua puluh sengatan dan akupun terduduk lunglai di bawah kayu besar dipinggir bukit yang terjal itu. seraya berucap kepada seekor tawon yang masih menempel diselah jamtanganku " nah kan tadi sudah aku bilang jangan menyengat namun kalian masih aja menyengat dan aku juga bilang aku nga mengganggu kalian, tapi dua puluh tiga ekor dari kalian tetap aja menyerangku, jadi empat dari kalian mati dan ini kamu sendiri memilih matikan.... ujarku bisacara pada sang tawon yang berada dijariku "
dn aku kembali meneruskan perjalananku hingga keatas bukit yang ternyata sudah gundul akibat perambahan untuk dijadikan kebun karet dan kelapa sawit. aku terduduk melihat ini, sejauh mata memandang hanya hamparan pohon kayu yang bergelimpangan dan mulai menyeruak tumbuhan muda keluar dari kayu-kayu kering, dan aku hanya bisa berujar "ampun dah, seterjal ini mau ditanami apaan dan mau diapakan setelah ditebang begini, apakah seperti hutan yang lain setelah ditebang dan ditinggalkan begitu saja..... nga masuk akal manusia2 ini"
aku kembali meneruskan perjalan menuju sepeda motorku yang berjarak lima kilo dari posisiku saat itu. dan sesampainya aku disepeda motor ku hidupkan dan aku kembali keperkampungan dengan perasaan berkecamuk. Dan kenangan di hari ketiga ini disambut oleh ciuman manis dari ratusan tawon hutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar